Nama bukan sekadar label—ia adalah cerminan zaman. Dan bagi PT Kereta Api Indonesia (KAI), nama-nama yang pernah disandangnya adalah jejak panjang sejarah bangsa. Hari ini kita mengenalnya sebagai perusahaan transportasi modern, tapi sedikit yang tahu bahwa perjalanan identitas perusahaan ini sudah dimulai sejak era kolonial, melewati masa penjajahan, kemerdekaan, hingga menjadi BUMN strategis di era digital.
Mari kita telusuri bagaimana nama-nama perusahaan kereta api di Indonesia berganti seiring perubahan zaman—dari rel kolonial hingga lintasan cepat masa kini.
Zaman Kolonial: Di Bawah Kendali Belanda
Kisah kereta api Indonesia dimulai di abad ke-19. Saat itu, jalur kereta dibangun oleh berbagai perusahaan milik pemerintah kolonial maupun swasta Belanda.
NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij) – 1864
Perusahaan swasta Belanda ini membangun jalur pertama: Semarang–Tanggung, yang resmi beroperasi 26 Agustus 1867.
SS (Staatsspoorwegen) – 1875
Inilah perusahaan milik negara kolonial yang tumbuh pesat dan menguasai sebagian besar jalur kereta di Jawa, Sumatra, bahkan Sulawesi.
Ada pula operator lain seperti Semarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen (ZSS), dan Deli Spoorweg Maatschappij (DSM)—namun NIS dan SS adalah dua nama besar yang membentuk tulang punggung jaringan rel saat itu.
Masa Pendudukan Jepang: Berganti ke Bahasa Jepang
Ketika Jepang menduduki Indonesia (1942–1945), semua perusahaan kereta api dinasionalisasi dan dikelola militer Jepang. Namanya berubah menjadi:
Rikuyu Sokyoku
Secara harfiah berarti “Jawatan Angkutan Darat.” Seluruh jaringan rel dikendalikan langsung oleh otoritas militer Jepang.
Awal Kemerdekaan: Menjadi Milik Bangsa Sendiri
Setelah Proklamasi 1945, kereta api menjadi salah satu simbol yang segera direbut kembali oleh bangsa Indonesia.
Djawatan Kereta Api (DKA) – 28 September 1945
Tanggal ini kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Nasional, karena pengambilalihan pertama dilakukan di Stasiun Manggarai, Jakarta.
Setelahnya, seiring dinamika politik dan hukum, namanya terus berubah:
Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) – 1950
Menyesuaikan dengan Undang-Undang Darurat RI No. 9 Tahun 1950.
Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) – 1971
Menjadi bagian dari BUMN, meskipun belum berbentuk persero.
Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) – 1991
Mengadopsi bentuk Perum agar lebih fleksibel secara manajerial dan bisnis.
Masa Reformasi: Menjadi Persero dan Lebih Modern
Masuk ke era baru, transformasi besar dilakukan:
PT Kereta Api (Persero) – 1998
Dibentuk lewat PP No. 19 Tahun 1998, menandai pergeseran ke arah bisnis yang lebih kompetitif.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) – 2011
Nama diperpanjang untuk menegaskan identitas nasional. Di sinilah logo KAI berwarna biru-oranye mulai dikenal luas.
Era Holding dan Anak Usaha: Melebarkan Sayap (2017–2025)
KAI tak lagi hanya soal kereta antarkota. Kini mereka punya berbagai anak usaha:
- KAI Commuter – operator KRL Jabodetabek
- KAI Wisata – layanan kereta wisata dan charter
- KAI Logistik (Kalog) – bisnis pengiriman
- KAI Services – urusan pembersihan, katering, dan hospitality
- KAI Properti – pengelolaan aset dan lahan
Tahun 2020, KAI juga ditunjuk sebagai operator resmi LRT Jabodebek, memperkuat perannya dalam peta transportasi nasional.
2025: Konsisten dalam Nama, Progresif dalam Layanan
Kini, di tahun 2025, PT Kereta Api Indonesia (Persero) tetap menjadi nama resmi. Tapi di balik nama itu, wajahnya sudah jauh berubah. Digitalisasi tiket, aplikasi KAI Access, elektrifikasi jalur, hingga proyek kereta cepat menunjukkan bahwa KAI serius menatap masa depan.
Dari “Spoorweg” ke “Persero,” dari Semarang-Tanggung hingga Halim-Tegalluar—KAI telah melalui perjalanan panjang. Dan hari ini, ia bukan hanya pengelola rel, tapi juga penjaga sejarah, penyambung bangsa, dan penggerak masa depan.
Timeline Evolusi Nama PT Kereta Api Indonesia
Tahun | Nama |
---|---|
1864 | Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) |
1875 | Staatsspoorwegen (SS) |
1942 | Rikuyu Sokyoku (Jepang) |
1945 | Djawatan Kereta Api (DKA) |
1950 | Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) |
1971 | Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) |
1991 | Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) |
1998 | PT Kereta Api (Persero) |
2011 | PT Kereta Api Indonesia (Persero) |