![]() |
Suasana Stasiun Besar Medan pada medio November 2011. Skybridge untuk kereta bandara belum dibangun, jadi view di area ini masih tampak sangat luas. |
Tuesday, October 30, 2018
Stasiun Besar Medan
Sunday, October 21, 2018
KRD Sri Lelawangsa, Kereta Komuter Divre I Sumatera Utara
![]() |
Suasana kereta Sri Lelawangsa pada Januari 2012. Kala itu kereta ini melayani rute Medan - Tebing Tinggi. |
Kereta Rel Diesel (KRD) Sri Lelawangsa merupakan salah satu layanan kereta api penumpang yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) melalui anak perusahaannya, KAI Divre I Sumatera Utara.
Kereta ini menjadi tulang punggung transportasi massal bagi masyarakat di kawasan Medan dan sekitarnya. Nama Sri Lelawangsa diambil dari legenda masyarakat Sumatera Utara, menambah nuansa lokal pada layanan kereta ini.
Berikut adalah perjalanan sejarah dan perkembangan KRD Sri Lelawangsa dari awal hingga sekarang:
![]() |
KRD Sri Lelawangsa saat di Stasiun Tebing Tinggi, Januari 2012 |
Awal Beroperasi
KRD Sri Lelawangsa resmi mulai beroperasi pada 6 Maret 2010. Pada awal peluncurannya, kereta ini dirancang untuk menghubungkan Medan dengan beberapa kota satelit di Provinsi Sumatera Utara, dengan tujuan mendukung mobilitas masyarakat pekerja dan pelajar.
Rute Awal
Pada fase awal, Sri Lelawangsa melayani tiga rute utama:
- Medan – Binjai
- Medan – Belawan
- Medan – Tebing Tinggi
Namun, seiring perkembangan dan evaluasi layanan, rute mengalami perubahan.
- Rute Medan–Belawan dihentikan sekitar tahun 2019 karena sepinya penumpang.
- Rute Medan–Tebing Tinggi juga berhenti beroperasi pada tahun yang sama.
- Saat ini, rute utama yang aktif adalah Medan–Binjai, yang merupakan rute paling padat dan strategis bagi masyarakat suburban Medan.
Jenis Kereta dan Kapasitas
KRD Sri Lelawangsa awalnya menggunakan rangkaian Kereta Rel Diesel Non Elektrik (KRDE) buatan PT Industri Kereta Api (INKA). Rangkaian yang digunakan berbentuk seperti KRD lokal, dengan model kereta buatan dalam negeri.
- Jumlah gerbong: Umumnya terdiri dari 3 hingga 4 kereta penumpang dalam satu rangkaian.
- Sistem penggerak: Diesel hidrolik.
- Kelas layanan: KRD Sri Lelawangsa hanya menyediakan kelas ekonomi dengan konfigurasi tempat duduk memanjang (long seat), kapasitas sekitar 300-an penumpang per rangkaian.
Pada perkembangannya, sejak 2020-an, layanan Sri Lelawangsa mulai menggunakan lokomotif Tarik (KA Lokal) dengan kereta kelas Ekonomi New Generation buatan INKA, menggantikan sebagian armada KRD lama yang sudah menua.
Fasilitas
- Sebagai layanan kereta lokal, fasilitasnya sederhana namun memadai:
- Tempat duduk berhadap-hadapan (long seat)
- AC (pada armada kereta baru/New Generation)
- Toilet
- Pengamanan oleh petugas KAI dan Polsuska
- Tarif subsidi dari pemerintah (PSO/ Public Service Obligation)
Meski sempat mengalami insiden tabrakan dan vandalisme beberapa kali, Sri Lelawangsa tetap menjadi pilihan utama transportasi murah dan efisien bagi masyarakat Medan-Binjai. Salah satu tantangan utama layanan ini adalah persaingan dengan angkutan darat lain serta perlunya peremajaan armada secara berkelanjutan.
KRD Sri Lelawangsa menjadi simbol komitmen PT KAI Divre I Sumatera Utara dalam menyediakan transportasi publik yang terjangkau bagi masyarakat urban di Sumatera Utara. Dengan rute Medan–Binjai yang tetap eksis hingga kini, kereta ini berperan penting mengatasi kemacetan dan mendukung aktivitas perekonomian setempat.
Timeline Perkembangan KRD Sri Lelawangsa
Tahun | Peristiwa |
---|---|
6 Maret 2010 | KRD Sri Lelawangsa resmi beroperasi. |
2010–2019 | Melayani rute Medan–Binjai, Medan–Belawan, Medan–Tebing Tinggi. |
2019 | Penghentian rute Medan–Belawan dan Medan–Tebing Tinggi. Tinggal rute Medan–Binjai. |
2020 | Mulai dilakukan penggantian armada dengan kereta ekonomi baru INKA, menggunakan sistem lokomotif tarik. |
2024–2025 | Masih beroperasi melayani rute Medan–Binjai, menjadi andalan masyarakat untuk transportasi harian. |
Subscribe to:
Posts (Atom)