(Foto:tribunnews.com)


+++++++
2019

14 Juli 2019
PT Kereta Commuter Indonesia merilis rencana menghapus aktivitas jual-beli Tiket Harian Berjaminan (THB) Kereta Rel Listrik (KRL) di lima stasiun: Stasiun Sudirman, Palmerah, Taman Kota, Cikini dan Universitas Indonesia. Kebijakan ini akan diterapkan mulai 1 Agustus 2019 baik di loket maupun vending machine.

PT KCI berpendapat, THB di lima stasiun tersebut dihapus karena 90 persen seluruh penumpang telah menggunakan kartu elektronik, baik uang elektronik (e-money) yang diterbitkan bank maupun Kartu Multitrip (KMT).

Menurut Anne Purba , Vice President Corporate Communication PT KCI jika diterapkan, kebijakan ini dapat mengurangi antrean pembelian tiket. (jalurbesi)
Calon penumpang antre dan "ngetap" tiket untuk memasuki peron di Stasiun Jakarta Kota.

Suasana Stasiun Besar Medan pada medio November 2011. Skybridge untuk kereta bandara belum dibangun, jadi view di area ini masih tampak sangat luas.

Suasana kereta Srilelawangsa. Kereta ini melayani rute Medan - Tebing Tinggi.



Ingin lihat video kereta api lainnya? Monggo mampir ke channel youtube JALUR BESI

Tiket Edmonson, yang merupakan tiket paling legend di Indonesia dipamerkan dalam pameran The History of Indonesian Railways di Pusat Kebudayaan Belanda, Erasmus Huis, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (25/9/2013). Pameran berlangsung hingga 20 Oktober 2013. (Warta Kota/alex suban)


1. Tiket Edmonson

Inilah tiket paling legendaris. Dibuat dari kertas karton ubi yang cukup tebal dengan ukuran sangat mungil: 3 CM x 5,7 CM.Dirilis dengan warna-warni mencolok; biru, kuning, merah jambu, abu-abu atau putih.
Tiket ala kartu domino ini hanya menampilkan harga tiket termasuk asuransi, tanggal berangkat, kelas yang dinaiki serta stasiun berangkat dan stasiun tujuan.

Konon tiket ini sudah ada sejak DNKA dan baru berakhir eranya di tahun 2008.

Selain diperiksa saat masuk peron, tiket ini juga diperiksa kondektur saat perjalanan dan dibolongin.Meski ada pemeriksaan, masih saja terjadi penumpang yang bisa lolos naik kereta tanpa tiket.



Foto: instagram @faris_alfi



2. Tiket Kertas ala Slip Belanja
Sebagai ganti tiket Edmonson, PT Kereta Api meluncurkan tiket kertas mirip berwujud kertas tipis mirip slip belanja. Di tiket ini tertera nama kereta api, tanggal dan jam keberangkatan/jam ketibaan, asal stasiun dan stasiun tujuan,kelas yang dinaiki plus harga yang dibayar.

Foto:http://indoinspector.blogspot.co.id




3. Tiket Berhologram 
Inilah tiket bagi para penumpang kereta api di era PT KA. Dicetak di atas kertas dengan perforasi dan ada hologram untuk bukti keasliannya. Tiket berukuran 20 CM x 7 CM ini mulai digunakan di tahun 2009.

Seperti tiket pesawat terbang, di lembarannya sudah tertera nama penumpang, nama kereta api, jadwal berangkat, jadwal ketibaan, kelas yang dinaiki, plus harga yang harus dibayar.Tiket ini mulai meminimalisir aksi-aksi penumpang gelap dan tentu saja para calo tiket yang banyak terjadi di era tiket Edmonson.
Karena sebelum naik kereta, penumpang harus memperlihatkan tiket ini di pintu masuk peron plus diperiksa kondektur di saat perjalanan.

Foto: http://indoinspector.blogspot.co.id

Foto: http://www.sandiasa.com


4. Tiket Berhologram dengan Logo PT. KAI
Seiring perubahan logo PERUMKA ke logo PT KAI, muncullah tiket dengan logo baru. Ukuran tiket ini masih sama dengan tiket berhologram sebelumnya.Penumpang harus memperlihatkan tiket ini plus idcard di pintu masuk peron. Saat perjalanan kondektur juga masih melakukan pemeriksaan dan membolongin tiket kita.


Foto: http://www.sandiasa.com



5.  Tiket dengan QR Code
Tiket yang menandai era modern tiketisasi di PT KAI. Selain menyertakan data penumpang, tujuan, kelas dan tanggal/jam berangkat/jam tiba, di tiket ini juga menampilkan hologram anti pemalsuan dan QR Code.

Sebelum berangkat tiket tetap diperiksa petugas check in dengan mesin scan tembak oleh petugas.Penumpang tetap wajib menunjukkan kartu identitas sesuai nama tercantum di tiket. Selain pemeriksaan sebelum masuk peron, kondektur juga tetap memeriksa tiket dengan mesin scan portabel saat perjalanan.

Foto:http://www.sandiasa.com



6. Tiket Menggunakan Thermal Paper
Tiket ini mulai diberlakukan pada tahun 2016. Tiket menggunakan kertas thermal mirip kertas faksimili dan tinta yang dalam kurun waktu tertentu bisa hilang sendiri. Meski sudah memiliki kode reservasi, namun seiring pemberlakuan tiket ini, penumpang baru bisa mencetak tiket fisik minimal 12 jam sebelum keberangkatan di mesin tiket di stasiun asal.


Foto:http://indoinspector.blogspot.co.id


Aturan ini kemudian direvisi di pertengahan tahun 2017, menjadi bisa cetak tiket seminggu sebelum berangkat demi memudahkan para penumpang serta menghindari penumpukan/antrean panjang saat 12 jam sebelum berangkat.

Sebelum berangkat tiket tetap diperiksa petugas check in dengan mesin scan tembak oleh petugas.Penumpang tetap wajib menunjukkan kartu identitas sesuai nama tercantum di tiket.(*)

Deretan logo PT KAI dari masa ke masa. (http://kip.kereta-api.co.id)
Logo merupakan simbol yang bisa mewakili semangat dan visi serta inovasi sebuah organisasi. Begitu pentingnya sebuah logo, sehingga banyak organisasi yang kerap gonta-ganti demi mendapatkan logo yang pas dengan visi misi mereka.

Begitu pula PT Kereta Api Indonesia. Tidak hanya beberapa kali mengubah nama yang disesuaikan dengan tuntutan organisasi dan zaman, PT KAI juga beberapa kali melakukan penggantian logo perusahaan demi menyegarkan semangat dan tampilan mereka. Dan berikut deretan logo PT KAI sepanjang masa. 


*****

Era  1953-1988 

Inilah logo legendaris yang digunakan di seluruh rangkaian serta sarana kereta api Indonesia. Logo roda besi dengan dua sayap ini dipakai  saat kereta api kita dikelola oleh Djawatan Kereta Api (DKA), lalu berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) dan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).

Logo ini pertama dipakai oleh lokomotif CC 200 tahun 1953, yang merupakan lokomotif modern pertama Indonesia pasca menggunakan lomomotif uap peninggalan Belanda.Saat itu, DKA mendatangkan 27 Unit CC 200. Salah satu loko ini, yakni CC 200 15 berada di Depo Cirebon.




Era 1988-1990

Logo ini dipakai di era PJKA  dan PERUMKA. Mulai digunakan pada 28 September 1988 oleh PJKA.



Era 1990-2011

Logo ini dipakai di era PERUMKA dan PT KA. Logo mulai dipakai secara resmi pada 1 Juni 1990 oleh PERUMKA.
Logo ini menggunakan warna orange berupa gambar mirip dengan angka 2, dengan kemiringan 70 derajat dengan warna dasar putih yang menampakkan bagian depan kereta api kecepatan tinggi dengan arah yang saling berlawanan. Logo ini memberikan kesan sifat tegas, tajam, juga menggambarkan arah bolak-balik perjalanan kereta api serta melambangkan pelayanan (memberi dan menerima).



Era 2011- 28 September 2020

Tepat saat perayaan ulang tahun ke-66, PT Kereta Api Indonesia meluncurkan logo barunya.Pada Rabu, 28 September 2011 di kantor pusat PT KAI, resmilah logo guratan oranye dan biru yang menyiratkan bentuk kereta api super cepat/peluru dipakai oleh PT KAI. 

Logo futuristik ini merupakan karya  Farid Stevy Asta seorang desainer asal Yogyakarta yang memenangkan kontestasi logo baru PT KAI.

Farid Stevy juga dikenal sebagai desainer logo Filosofi Kopi, dan keripik Maicih. Selain sebagai vokalis band.

Logo baru ini merupakan bagian dari perubahan nama dari PT Kereta Api menjadi PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) pada Mei 2010.

Selain logo, PT KAI juga meluncurkan rail card, sebuah kartu pemesanan tiket kereta api, di mesin penjualan tiket yang tersebar di berbagai lokasi. Demonstrasi pemakaian tersebut diperagakan oleh Direktur Utama PT KAI, Ignasius Jonan.



28 September 2020 - saat ini

Bertepatan dengan peringatan HUT ke-75, PT Kereta Api Indonesia resmi ganti logo. Logo baru diumumkan ke publik dalam perayaan di kantor pusat PT KAI di Bandung, Jawa Barat.
Dirut PT KAI Didiek Hartantyo menjelaskan, penggantian logo sebagai upaya mempercepat integrasi bisnis group KAI dan meningkatkan flesibilitas.
Logo baru KAI ini terinspirasi dari bentuk rel kereta yang digambarkan dengan garis menyambung ke atas pada huruf A. KAI diharapkan terus maju dan menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik yang terintegrasi, terpercaya, bersinergi, dan kelak dapat menghubungkan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Dengan menggunakan typeface italic yang dinamis dan modifikasi pada huruf A menggambarkan karakter KAI yaitu progresif, berpikiran terbuka, dan terpercaya. Grafik yang tegas namun ramah dengan perbedaan warna pada huruf diharapkan dapat mencerminkan hubungan yang harmonis dan kompeten antara KAI dan seluruh pemangku kepentingan.
Sementara perpaduan antara warna biru tua yang menunjukkan stabilitas, profesionalisme, amanah, dan kepercayaan diri, yang ditambah dengan aksen warna oranye yang menunjukkan antusiasme, kreativitas, tekad, kesuksesan, dan kebahagiaan.
“Semoga dengan logo baru ini memberikan spirit baru bagi KAI untuk mewujudkan visi berlandaskan pada nilai-nilai utama yang baru yaitu AKHLAK: Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif,” kata Didiek.
Selain ganti logo, di hari yang sama PT KAI meluncurkan kartu keanggotaan KAI Access.Sistem yang akan membuat pemilik kartu ini memperoleh railpoin 10 tiap kelipatan 50 ribu rupiah, saat membeli tiket kereta api jarak jauh di semua channel layanan.


Contoh Penggunaan Logo PT KAI dari Era ke Era

(foto:kaskus/gadankz)

(foto:kaskus/gadankz)

(foto:kaskus/gadankz)

(foto:kaskus/gadankz)

(foto:kaskus/gadankz)

(foto:kaskus/gadankz)

(foto:kaskus/gadankz)



Logo Wahana Daya Pertiwi 


Selain logo-logo kereta api tersebut, PT KAI juga menggunakan logo Wahana Daya Pertiwi pada seragam pegawai KAI. Logo ini berupa seekor burung garuda dengan dua sayap yang terdiri dari 8 helai bulu membentang di atas roda kreta api berjeruji 8 buah. Burung garuda diapit padi 28 butir dan kapas 9 kuntum yang melambangkan HUT Perkeretaapian Indonesia. Di bagian bawah bertuliskan Wahana Daya Pertiwi.

Bagaimana tampilan logo ini di seragam pegawai PT KAI? Berikut tampilannya:








Logo Wahana Daya Pertiwi juga pernah dipakai di lokomotif. Seperti di bawah ini penampakannya:

Garuda Wahana Daya Pertiwi sebagai logo formal/resmi  muncul di tutup semboyan 26/27 di bawah kaca kabin. Dipadu logo legendaris Roda Bersayap.
(Foto : Jenderal Arigo Muda/FB Komunitas Penggemar Kereta Api Indonesia - PT.KAI)